Penguatan Literasi Baru Pada Guru Sekolah Dasar Dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0
Foto : menjelaskan konsep yang lebih detail
SURYAWARTA.COM-Magelang Perubahan zaman super cepat, mengharuskan guru-guru di jenjang pendidikan dasar (SD) merespon dengan cepat segala bentuk perkembangan tersebut. Pendidikan jenjang SD/MI merupakan lembaga pendidikan peletak fondasi pertama kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional. Dalam setiap aspek kecerdasan tersebut, ada kompetensi literasi yang harus menyesuaikan zeitgeist (spirit zaman) yang intinya pada kemampuan guru. Hanya guru yang mampu menyesuaikan zaman bisa menjawab tantangan zaman termasuk era Revolusi Industri 4.0. Dalam membangun budaya literasi pada ranah pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat di era Revolusi Industri 4.0 semua guru dan lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar harus merespon cepat agar tidak tertinggal.Guru harus paham dan menguasai literasi abad 21 yang menekankan pengetahuan berbasis data, teknologi, dan humanisme, bukan sekadar kemampuan membaca, menulis dan berhitung saja. Kemampuan literasi tertinggal jauh dari negara lain, mengharuskan pendidikan dasar menguatkan kemampuan literasi.
Irianto dalam karya Industry 4.0; The Challenges of Tomorrow (2017), menyebut tantangan Industri 4.0 meliputi beberapa hal. Pertama, kesiapan industri. Kedua, tenaga kerja terpercaya. Ketiga, kemudahan pengaturan sosial budaya. Keempat, diversifikasi dan penciptaan lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu inovasi ekosistem, basis industri yang kompetitif, investasi pada teknologi dan integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan. Tantangan era Revolusi Industri 4.0 kompleks sekali. Belum lagi di dunia pendidikan, semua sudah berkonversi di dunia digital. Jika dulu cukup sistem manual, kuno, primitif, saat ini semua harus serba siber. Contohkan e-library (perpustakaan digital), e-learning (pembelajaran digital), e-book (buku online), dan lainnya.Peralihan gaya mengajar bergeser dari teacher center ke student center yang tentu dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran menjadi inovasi pembelajaran berdampak positif. Tidak hanya dari segi minat belajar namun juga dari hasil belajar. Penggunaan berbagai aplikasi digital, CD pembelajaran interaktif, e-book, website, dan gaya belajar digital lainnya merupakan alternatif paperless. Guru tidak perlu mencetak berlembar-lembar soal tes bagi siswanya. Siswa dapat menempuh evaluasi dengan berbagai aplikasi online seperti edmodoo dan kahoot.
Dalam rangka mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kemdikbud mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). GLS merupakan upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. GLS memperkuat penumbuhan budi pekerti seperti tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan itu berupa kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Dalam praktinya, GLS hanya mengacu pada kemampuan literasi lama. Untuk menjawab era Revolusi Industri 4.0, kompetensi literasi harus dikuatkan. Meskipun tidak setinggi perguruan tinggi, namun SD/MI bisa memulainya dengan pendekatan sederhana yang capaian pembelajarannya relevan dengan spirit literasi baru. Pada akhir Januari 2018 kemarin, Kemristek Dikti mengeluarkan gagasan literasi baru. Wacana ini terkait kesiapan Indonesia menghadapi Revolusi Industri 4.0. Menghadapi Revolusi Industri 4.0 diperlukan
“literasi baru” selain literasi lama. Perlu adanya reorientasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan, baik pada pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Tujuannya, dunia pendidikan tetap memiliki relevansi dalam era Revolusi Industri 4.0. Para guru dan dosen dalam proses pembelajaran perlu mengintegrasi capaian pembelajaran tiga bidang secara terpadu, yaitu capaian bidang literasi lama, literasi baru, dan literasi keilmuan.Dalam praktiknya, penguatan itu bisa dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pertama, untuk paham literasi data, anak-anak di dalam pembelajaran harus diajarkan memahami data, baik itu kualitatif, kuantitatif, maupun informasi-informasi yang dikonsumsi. Kedua, literasi teknologi diterjemahkan dengan adanya kemampuan manusia/SDM Indonesia yang bisa melakukan berbagai terobosan inovasi, meningkatkan kemampuan menggunakan informasi internet dengan optimal, memperluas akses, dan meningkat proteksi cyber security. Ketiga, literasi SDM, humanisme, atau manusia. Literasi manusia yang digagas pemerintah menekankan penguatan SDM yang memiliki keunggulan komunikasi dan desain atau rancangan. Anak-anak di era siber juga tidak boleh tercerabut dari akarnya. Mereka harus bisa berkomunikasi bahasa asing, tanpa harus meninggalkan bahasa ibu sebagai wujud nasionalismenya.
Dalam penguasaan literasi ditekankan pada literasi abad 21 yang terangkum dalam 4C, yaitu (1) creative, (2) critical thinking, (3) communicative dan (4) collaborative. Aspek 4C tersebut di antaranya sudah mencakup beberapa kompetensi berpikir tingkat tinggi.pengimplementasian literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia, dapat dilakukan dengan berbagai cara:
Pertama, Guru dapat mengakses berbagai portal di media online untuk mendukung literasi data dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, misalnya saja portal media guru berbagi, disana guru dapat berselancar menjelajah seperti terdapat contoh RPP baik itu RPP daring maupun daring semi luring.
Kedua, Guru dapat memanfaatkan teknologi yang ada guna mendukung proses pembelajaran daring yang interaktif sepeti pengunaan aplikasi pembelajaran interaktif Edmodo, Google Meet, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, Guru dapat mengoptimalkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar melalui literasi manusia.
*Penulis : Farid Syahrul Ashar (Mahasiswa FKIP Unimma Semester 3)
Editor : Fury Fariansyah
0 Response to "Penguatan Literasi Baru Pada Guru Sekolah Dasar Dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0"
Post a Comment