-->

Feat

Hujan di Bulan Januari dan Februari

 

Foto : Depan rumah penulis yang sering banjir saat hujan lebat

Januari memang hari yang begitu padat. Setiap ahad, selalu ada kegiatan yang memang menjadi amanah sebagai seorang aktifis di Muhammadiyah. Syari'ati Masyitoh. Itulah nama perempuan yang sudah 5 tahun menjadi pendamping hidupku. Sejak awal, saya meminang perempuan yang menjadi tambatan hati saya ini sudah saya katakan, jika nanti kita dijodohkan sama Allah diri saya ini separuhnya adalah milik umat. Maka jangan kaget kalau sewaktu-waktu meninggalkanmu karena ada panggilan umat.

Ketulusan itulah yang mungkin Allah menjodohkan. Dirinya tidak pernah protes jika ada kegiatan diluar dalam urusan umat.

Januari 2024 menjadi hari-hari yang sangat padat. Hari itu sedang hujan lebat. Saya sedang ada kegiatan dari sejak Pkl. 05.00 WIB. Mengawali dengan adanya kuliah subuh ahad pagi, dilanjut ada rapat kerja Lazismu Kota Magelang. Sebagai manager, saya harus memastikan bahwa kegiatan Rakerda itu berjalan dengan apik. Sampai akhir. Bahkan memastikan kegiatan berakhir beres.

Tepat pukul 14.00 WIB acara itu selesai. Namun, ada panggilan mendadak sebagai pengurus KNPI Kota Magelang. Sore itu kami ada rapat membicarakan hibah organisasi. Saya pun mencoba untuk hadir sebagai konsekuensi amanah.

"Mas sekarang hujan lebat. Semoga depan rumah tidak banjir", pesan whatsap dari istri tepat Pkl. 16.00 WIB.

Saya pun merespon, karena kalau hujan lebat rumah kami sering banjir yang disebabkan drainase perumahan tidak baik-baik saja.

"Semoga segera reda ya. Bapak masih rapat KNPI sekarang", kataku.

"Amin...", jawabnya singkat.

Tak lama kemudian, perempuan yang juga menjadi ibu dari putriku bernama Izza ini kembali mengirimkan pesan. Saat itu tak lagi pesan kata. Dirinya juga mengirimkan foto bahwa air sudah masuk rumah.

"Ini mas. Sudah masuk pintu garasi", kirimnnya yang saya kira hatinya sudah gundah gulana.

"Sebentar ya, ini masih rapat. Insya Allah segera reda dan biasanya cepat surut", jawabku sembari menenangkan.

Rasanya tidak elok kalau saya tidak pulang. Mungkin orang menganggap, bahwa saya itu biasa aja. Namun, bisa jadi kehadiran saya saat itu sangat berarti bagi ibuknya Izza anakku. Aku pun bergegas pulang. Menyusuri jalan protokol kota yang sejuk nan asri, Kota Magelang.

Perempuan memang senang jika diperhatikan. Didengarkan saat cerita, diberi solusi saat ada masalah, meskipun kadang lelaki juga tak memberi solusi. Namun, dia senang. Merasa diperhatikan dan ada rasa peduli.

Ternyata, membangun rumah tangga bahagia tak hanya diramu dalam ukuran harta. Apalagi seperti saya, lelaki yang hanya sebagai abdi persyarikatan disebuah amal usaha. Sesekali jualan madu, karena kata nabi berdagang itu sunnah. Sesekali mencurahkan hobby sebagai pemulung kejadian yang tak dapat bayaran. Tapi, racikan kata yang dibaca orang menjadi jalan bahagia. 

Ibuknya Izza itu memang tak hanya menjadi tulang rusukku. Pilihannya sebagai tulang punggung keluarga juga menjadi bagian keridloanku. Secara pendidikan, dia lebih tinggi. Dirinya menamatkan pendidikan magisternya menjadi sebuah pilihan karena sebuah tekad dan keyakinan. Namun, dirinya tetap sadar memposisikan sebagai seorang istri. Walau dirinya sudah magister, saya yakin bahwa kehadiran lelaki dalam kegelisahan dalam keadaan tertentu adalah obat yang mujarab.

*Penulis : Fury Fariansyah

(Seorang guru yang punya hobby memulung setiap kejadian. Selain itu, dirinya juga pimred Suryawarta dan juga aktifis Muhammadiyah Kota Magelang)

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Hujan di Bulan Januari dan Februari"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel